Headlines News :
Home » , , » Pertamina akan Kurangi 17% Produksi LNG Tahun 2014

Pertamina akan Kurangi 17% Produksi LNG Tahun 2014

Written By Arifin Noviyanto on Friday, December 27, 2013 | 11:16 PM


Perusahaan minyak dan gas milik negara Pertamina akan memproduksi 17 persen gas alam cair (LNG) lebih sedikit pada 2014, menurut pejabat perusahaan, yang mencerminkan penurunan keselurhan dari produksi gas dari Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar kelima di dunia.

Pertamina diperkirakan akan memproduksi 172 kargo LNG dari kilang di Bontang dan Arun, turun dari 208 kargo tahun ini, menurut direktur gas Pertamina, Harry Karyuliarto, Senin (23/12).

“Produksi LNG dari Arun dan Bontang akan menurun tahun depan karena tingkat pasokan gas yang jatuh,” ujarnya.

Hanya 22 dari kargo Pertamina tahun depan yang digunakan untuk penggunaan domestik, tidak berubah dari tahun ini, karena komitmen kontrak pada pembeli-pembeli tradisional seperti Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.

Di kilang LNG Bontang, Pertamina diperkirakan akan menghasilkan 158 kargo tahun depan, turun dari 189 kargo tahun ini. Arun hanya akan memproduksi 14 kargo, berkurang dari 19 pada 2013, ujar Harry.

Dengan penurunan produksi domestik, Pertamina terpaksa beralih ke pasokan luar negeri untuk memenuhi pertumbuhan permintaan gas alam dalam negeri yang mencapai 10 persen setiap tahun.

Perusahaan tersebut bulan ini menandatangani kontrak impor LNG pertamanya yang mencakup 0,8 juta ton per tahun dari perusahaan AS Cheniere Energy Inc mulai 2018. (Reuters)

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Gudang Ilmu Kita merupakan layanan situs berbagi konten pilihan yang dikemas lengkap, menarik dan terkini dengan beragam bentuk teks, gambar, suara dan video.

FOLLOWERS

PENGUNJUNG

SITE INFO

Check Google Page Rank W3 Directory - the World Wide Web Directory
 
█║▌│█│║▌║││█║▌│║▌║█║║▌
Gudang Ilmu Kita 2012 | SomeRight Reserved Copyright © 2011. Gudang Ilmu Kita - All Rights Reserved
Template Modified by FINDA™ | Arifin Noviyanto